PDIP Disarankan Meninggalkan Jokowi Sebelum Terlambat
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ubedilah Badrun menilai PDIP saat ini menjaga jarak dengan pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi) sembari melihat peluang meninggalkan eks Gubernur DKI Jakarta itu.
"Jika jaga jarak ini menguntungkan PDIP, hal yang mungkin PDIP lakukan akan meninggalkan Jokowi," kata Ubed sapaan akrab Ubedilah Badrun melalui layanan pesan, Jumat (8/6).
Secara politik, kata eks aktivis'98 itu, kebijakan Jokowi menangani pandemi Covid-19 keliru sejak awal karena mengabaikan perintah UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Dari situ, kata Ubed, Jokowi berpotensi diberhentikan dari kedudukannya sebagai presiden di tengah jalan.
"PDIP tampak semacam jaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan itu terjadi," tutur dia.
Selain itu, kata Uber, citra rezim Jokowi sangat buruk dan mewarisi problem yang sangat membahayakan masa depan negara.
Oleh karenanya, alumnus Universitas Negeri Jakarta itu menyarankan PDIP segera meninggalkan Jokowi dan mengambil peran penyelamatan negara.
"Jika itu tidak dilakukan PDIP, memungkinkan peran itu diambil oleh kekuatan kekuatan oposisi dan PDIP akan mengalami nasib tragis pada kontestasi politik berikutnya ditinggalkan rakyat," tutur dia.
Alumnus Universitas Negeri Jakarta itu menyarankan PDIP segera meninggalkan Jokowi dan mengambil peran penyelamatan negara.
- Terima Aspirasi Masyarakat, Jurnalis Senior Harry Daya Maju Pilwako Pontianak 2024
- Siap Maju Pilbub Mubar, Fajar Hasan Mendaftar ke PDIP
- Begini Langkah Indodax untuk Mencegah Tindak Pencucian Uang
- Mewakili Jokowi di Asia Business Councils, Airlangga: Inflasi Tetap Terkendali
- Wahai Noel, Ini Bukan soal Jokowi, Bagi Megawati Anak Ranting Sangat Penting
- Sekjen PDIP: Otto Mungkin Lupa Pernah Meminta Bu Megawati Jadi Saksi