PDIP Masih Istimewakan Sosok Jusuf Kalla
jpnn.com, JAKARTA - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sangat intens berkomunikasi dengan Jusuf Kalla, mencari sosok cawapres yang akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.
Bagi PDIP, sosok JK tidak sekadar wakil presiden yang mendampingi Jokowi selama periode kepemimpinan 2014-2019, tapi juga seorang tokoh nasional.
"Kami menaruh hormat pada Pak JK. Pengalamannya sangat luas, kemampuan membangun dialognya sangat bagus dan ketokohannya sebagai jembatan perdamaian bagi terciptanya persatuan dan kesatuan nasional diakui dunia internasional," ujar Hasto di DPP PDIP Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (24/7).
Namun, terkait peluang JK maju kembali sebagai cawapres mendampingi Jokowi, Hasto menyerahkan sepenuhnya pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pasalnya, boleh tidaknya JK maju kembali setelah menjabat dua periode sebagai wapres, kini bergantung sepenuhnya pada putusan MK.
Partai Perindo diketahui mengajukan judicial review terhadap Pasal 169 huruf n UU Nomor 7/2017 tentang Pemilu ke MK, beberapa waktu lalu. Dalam gugatan tersebut, JK mengajukan diri sebagai pihak terkait.
Pada Pasal 169 huruf n diatur syarat utama maju sebagai capres dan cawapres. Yaitu, belum pernah menjabat sebagai presiden atau wakil presiden selama dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.
"Terkait peluang Pak JK sebagai cawapres, tentunya kita tunggu keputusan dari Mahkamah Konstitusi," ucap Hasto.
Bagi PDIP, sosok Jusuf Kalla tidak sekadar wakil presiden yang mendampingi Jokowi selama periode kepemimpinan 2014-2019, tapi juga seorang tokoh nasional.
- Tokoh-Tokoh Riau Daftar Jadi Cagub PDIP: Ada Mantan Gubernur hingga Eks Koruptor
- PDIP Minta Suara PSI dan Demokrat Dinihilkan Buat Dapil Ini
- Pragmatisme Politik Merajalela di 2024, PDIP Pastikan Keberpihakan pada Wong Cilik
- Konsolidasikan Kader PDIP, Hasto Singgung Rintangan Pertemuan Megawati-Jokowi
- Megawati Minta Kader PDIP Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran