PDK Merasa jadi Korban Praktik Oligarki
Jumat, 25 Januari 2013 – 23:02 WIB
JAKARTA - Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Sayuti Asyathri mengaku merasakan begitu kuat upaya pelestarian politik oligarki di tanah air oleh segelintir partai politik besar dan penyelenggara Pemilu. Sayuti beralasan, partainya yang memenuhi semua persyaratan menjadi peserta Pemilu 2014 justru dicoret Komisi Pemilihan Umum (KPU). Karenanya bekas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengharapkan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu juga dapat berlaku adil dalam menegakkan konstitusi.
"Makanya dalam sidang ajudikasi yang ketiga ini, kita membawa semua berkas bukti-bukti kepengurusan. Kita berusaha mencari semacam alat bukti yang bisa memerkuat posisi kita (PDK)," kata Sayuti di sela-sela sidang sengketa Pemilu yang digelar Bawaslu di Jakarta, Jumat (25/1).
Baca Juga:
Kepada Majelis Sidang Bawaslu, PDK menyodorkan bukti kepengurusan partai bentukan Ryaas Rasyid itu di setiap daerah beserta nama-nama anggotanya yang ikut dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PDK beberapa waktu lalu. "Dari hasil kerja kami membentuk kepengurusan di 33 provinsi dan tingkat kabupaten kota serta membentuk kepengurusan di 3.776 di seluruh Indonesia, semua menjadi dokumen yang kita serahkan ke KPU. Dan itu kita tunjukkan kepada Majelis Sidang Bawaslu," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Sayuti Asyathri mengaku merasakan begitu kuat upaya pelestarian politik oligarki di tanah air
BERITA TERKAIT
- Pilkada 2024: Anies - Ahok Masuk Bursa Cagub-Cawagub di PDIP
- Respons Hasto PDIP soal Duet Anies - Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2024, Tidak Disangka
- Anggota DPR Ini Menyoroti Serangan Israel ke Palestina, Singgung soal Genosida
- Pilgub DKI: Sri Mulyani, Risma, Andika Perkasa hingga Adi Wijaya Masuk Radar PDIP
- Ogah Gabung Prabowo-Gibran, Ganjar Pilih Jadi Pengontrol
- Serius Maju Pilkada Seram Bagian Timur, Tokoh Muda Ini Hadiri Acara Taaruf Bacakada PKB