PDK Merasa jadi Korban Praktik Oligarki

PDK Merasa jadi Korban Praktik Oligarki
PDK Merasa jadi Korban Praktik Oligarki
JAKARTA - Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Sayuti Asyathri mengaku merasakan begitu kuat upaya pelestarian politik oligarki di tanah air oleh segelintir partai politik besar dan penyelenggara Pemilu. Sayuti beralasan, partainya yang memenuhi semua persyaratan menjadi peserta Pemilu 2014 justru dicoret Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Makanya dalam sidang ajudikasi yang ketiga ini, kita membawa semua berkas bukti-bukti kepengurusan. Kita berusaha mencari semacam alat bukti yang bisa memerkuat posisi kita (PDK)," kata Sayuti di sela-sela sidang sengketa Pemilu yang digelar Bawaslu di Jakarta, Jumat (25/1).

Kepada Majelis Sidang Bawaslu, PDK menyodorkan bukti kepengurusan partai bentukan Ryaas Rasyid itu di setiap daerah beserta nama-nama anggotanya yang ikut dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PDK beberapa waktu lalu. "Dari hasil kerja kami membentuk kepengurusan di 33 provinsi dan tingkat kabupaten kota serta membentuk kepengurusan di 3.776 di seluruh Indonesia, semua menjadi dokumen yang kita serahkan ke KPU. Dan itu kita tunjukkan kepada Majelis Sidang Bawaslu," ujarnya.

Karenanya bekas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengharapkan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu juga dapat berlaku adil dalam menegakkan konstitusi.

JAKARTA - Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK), Sayuti Asyathri mengaku merasakan begitu kuat upaya pelestarian politik oligarki di tanah air

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News