Pecatan Polisi Suplai Senpi

Pecatan Polisi Suplai Senpi
Pecatan Polisi Suplai Senpi
JAKARTA -- Mabes Polri mengakui peredaran senjata gelap masih susah dibendung. Meski begitu, aparat kini fokus untuk melakukan razia senjata dan mendata ulang senjata api yang beredar di masyarakat. "Peredaran senjata api saat ini memang memprihatinkan. Fakta di lapangan, jumlah senjata api yang beredar saat ini kita tidak tahu, Ini kelemahan kita semua," ujar Kepala Divisi Humas Polri  Brigjen Iskandar Hasan, kemarin.

Mantan Kapolda Bangka Belitung itu mengakui jika peredaran senjata api saat ini sulit dilacak. Tidak sedikit, senjata api ilegal masuk melalui daerah yang minim pengawasan polisi. Seperti daerah perairan yang kerap digunakan sebagai lokasi untuk menyelundupkan senjata api. "Kita memiliki daerah perairan yang sangat luas dan sulit untuk dikontrol. Semua pantai tidak terpantau semua. Mereka (penyelundup) masih memiliki celah, meski kita sudah membangun pos keamanan di beberapa pantai," katanya.

Perampok di Medan dan beberapa wilayah lainnya menggunakan senjata api genggam dan juga laras panjang. Di Medan misalnya, mereka menggunakan senpi FN, AK 47 dan AK 56. Senjata ini diduga mudah beredar di pasar gelap.

Dalam beberapa kasus kriminal yang berhasil dibongkar polisi, biasanya tersangka mengakui senjatanya berasal dari "orang dalam". Misalnya, dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Eksekutor Nasrudin, Daniel, mengaku revolver Colt 38 nya didapat dari oknum anggota Brimob dan oknum anggota TNI AL. Senjata itu ternyata tidak teregistrasi karena ditemukan saat tsunami Aceh, diperbaiki, lalu dijual ulang.

JAKARTA -- Mabes Polri mengakui peredaran senjata gelap masih susah dibendung. Meski begitu, aparat kini fokus untuk melakukan razia senjata dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News