Pedoman Stemcell

Oleh: Dahlan Iskan

Pedoman Stemcell
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Enam kolegium itu adalah dermatologi/venerologi, neurologi, pulmonologi/respirasi, bedah mulut/maksilofasial, penyakit dalam, obstetri-ginekologi.

Saya bisa membayangkan betapa sibuk masing-masing kolegium itu dalam mempersiapkan pedoman untuk stemcell, apalagi kesibukan baru itu tidak langsung menyangkut kepentingan kolegium.

Ibaratnya mereka harus bekerja untuk kepentingan dokter ahli stemcell.

Mungkin akan terjadi benturan. Misalnya dengan ahli stemcell yang akan fokus menerima pasien kanker tertentu. Sebangsa kanker payudara atau paru. Disebut juga kanker padat. Bukan sejenis kanker darah. Maka akan terjadi benturan antara ahli stemcell dengan ahli kanker.

Benturan seperti itu tidak akan terjadi kalau ahli stemcell-nya berasal dari ahli kanker. Tetapi banyak ahli stemcell yang bukan berasal dari salah satu keahlian di enam kolegium itu.

Mungkin kolegium, lembaga di bawah IDI, bisa menemukan jalan keluar. Agar mereka bisa cepat membuat pedoman: ahli stemcell harus menggandeng ahli lainya.

Misalnya, ahli stemcell yang akan melakukan terapi T-cell (untuk kanker padat) harus menggandeng ahli kanker dalam timnya.

Hal serupa akan dihadapi bedah plastik. Misalnya bedah plastik untuk vagina. Kolegium obgyn mungkin akan membuat pedoman harus ada ahli obgyn di situ.

PRAKTIK stemcell mulai dapat jalan keluar di Indonesia. Yang menerobos kebuntuan itu siapa lagi kalau bukan: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News