Pejabat Penting di Indonesia Disarankan Tidak Bermain TikTok

Pejabat Penting di Indonesia Disarankan Tidak Bermain TikTok
Ilustrasi aplikasi TikTok. Foto: The Verge

Dia menjelaskan bahwa peningkatan pengguna TikTok yang sangat cepat juga terbantu oleh pemerintah Tiongkok yang melarang Instagram dan Facebook beroperasi di negara mereka.

Akibatnya pemakai TikTok di Tiongkok menjadi sangat besar. Pada akhirnya TikTok sekarang mengglobal dengan total download mencapai lebih dari 1,65 miliar.

Bahkan TikTok dalam waktu dekat akan merilis model monetize atau kerja sama iklan sehingga user-nya bisa mendapatkan pemasukan seperti di YouTube dan Facebook.

Selain itu salah satu hal yang dianggap sebagai keunggulan TikTok oleh para pemakainya adalah karena platform tersebut tidak mengenal copyright.

Akibatnya pengguna bisa memakai berbagai musik dan video tanpa khawatir terkena take down seperti di FB, IG dan YouTube.

Namun di tengah melambung namanya, TikTok terkena larangan instal dan beroperasi di kawasan Amerika Serikat dan India, dengan alasan keamanan.

"Uni Eropa melakukan pengawasan ketat data TikTok ke mana saja dan akan diolah seperti apa, meskipun tidak sampai melarang seperti di AS.

Pertama yang selalu dicek adalah privacy policy. Hal di mana zoom juga tersandung karena ada perihal pengumpulan data yang tidak disampaikan di privacy policy,” jelas Pratama, Sabtu (25/7).

Praktisi keamanan siber menyarankan para pejabat tidak bermain TikTok. Kenapa demikian?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News