Pekan Terakhir Kampanye, Sikap Pemilih Diduga Tidak Akan Banyak Berubah
"Ini akan sangat besar. Saya tidak mau bicara angka, daripada bilang 2.000, yang datang 200. Tapi ini akan besar," kata Erick dalam konferensi pers di Palembang.
Aksi gertak kemampuan dalam mengerahkan massa ini menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat tetap signifikan meski tidak selalu menjamin besarnya dukungan.
"Politik itu memang diidentikkan dengan show of force atau aksi unjuk kekuatan. Kalau banyak yang datang berarti banyak didukung. Meskipun itu bisa jadi hanya klaim sepihak."
"Karena belum ada indikator yang menjamin massa yang hadir benar-benar akan memberikan suara bagi paslon tersebut, tapi itu tetap signifikan karena harapannya orang yang melihat jumlah massa yang besar bisa terpengaruh," kata Cecep Hidayat.
Sementara itu menyikapi kian dekatnya penyelenggaraan pemilu, Cecep Hidayat menilai pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan parpol perlu memperkuat sosialisasi mengenai pemilu legislatif yang terkesan tertutup oleh hiruk-pikuk pemilu presiden.
"Pemilu 2019 bukan hanya pilpres tapi juga pileg. Kita tampaknya melakukan simplifikasi dimana pemilih hanya fokus pada pilpres saja, sementara pemilu legislatif seperti tertutupi."
"Masyarakat harus diingatkan kembali bahwa pileg tidak boleh dilupakan, memilih wakil rakyat dengan benar juga penting karena mareka yang akan bekerja di parlemen," tambahnya.
Komisi Pemilihan Umum hari Senin mengumumkan jumlah pemilih pada pemilu 2019 bertambah sekitar 37.734 pemilih berdasarkan hasil rekapitulasi tahap ketiga.
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day