Pelajaran Penting : Tak Ada Kata Terlambat Untuk Bangkit dan Belajar

Pelajaran Penting : Tak Ada Kata Terlambat Untuk Bangkit dan Belajar
Dyan saat tampil bersama model yang mengenakan rancangannya di Indonesian Fashion Week 2016 silam

’’Kata beliau, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya mau jadi make-up artist. Buang-buang waktu dan tenaga saja,’’ kenangnya.

Keinginan Dyan sudah bulat. Dia ingin tetap sukses dalam berkarir namun tetap dekat dengan anak-anaknya. Tentangan dari orang tua dianggap pelecut untuk menggapai mimpi tersebut. Proses untuk mewujudkan mimpi itu pun dimulai.

Dyan menempuh pendidikan kecantikan di Puspita Martha International Beauty School. Sebenarnya, dunia kecantikan merupakan hal yang sangat jauh dari kehidupan perempuan kelahiran Jember tersebut. Sebab, ketika belia, Dyan dikenal sebagai sosok yang tomboi dan tampil slengekan.

’’Dulu saya nggak pernah dandan sama sekali. Sampai ibu tuh pernah ngomong, ini anak perempuan kok ya kayak laki-laki saja,’’ ceritanya lantas tertawa.

Tapi, siapa yang dapat mengira jalannya nasib. Pilihan Dyan untuk menggeluti dunia kecantikan tidak sia-sia dan merupakan langkah tepat. Setidaknya hingga saat ini. Belum genap setahun belajar tata rias, karena hasil dandanannya bagus, dia ditawari menjadi bagian dari tim makeup artist Martha Tilaar.

Tentu, bagi seorang pemula, tantangan itu diterima dengan penuh keyakinan. Dari sana jalan Dyan semakin terang. Apalagi, secara pribadi dia dekat dengan sosok gurunya, Martha Tilaar. ’’Dari Bu Martha, saya mendapat banyak pelajaran tentang hidup. Karena itu, sekarang saya lebih semangat dan bahagia. Dan yang terpenting, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar,’’ katanya.

’’Sumber inspirasi saya agar tetap bisa berkarir secara total di dunia kecantikan ini adalah pujian dari Ibu (Martha). Dia mengatakan saya punya kemampuan dan bakat yang besar. Itulah yang terus saya pegang untuk menjadi yang terbaik,’’ imbuh ibunda Sania Salsabila, Luhur Rajendra Atallah, dan Fairuz Lazuardi tersebut.

Setelah mendapat tempaan pengalaman, awal 2010, Dyan mantap menggeluti bisnis kecantikan sendiri. Dengan bendera Hot Salsa, yang diambil dari nama anak sulungnya, dia memulai bisnis dari kediamannya saat ini. Dari satu dua pelanggan, kini Dyan memiliki ratusan pelanggan tetap. Mereka tersebar di seluruh Jawa Timur.

Tembok penghalang bisa menghadang siapa saja. Ada yang berhenti dan pasrah. Tak sedikit yang berhasil melewatinya dengan kerja keras dan ketekunan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News