Pelaku Teror Manhattan Menyesal Korban Cuma Sedikit

Pelaku Teror Manhattan Menyesal Korban Cuma Sedikit
Syaifullo Saipov yang menjadi pelaku teror dengan menggunakan truk di Manhattan, New York. Foto: St. Charles County Police Department/AFP

Trump menambahkan ingin mengirim Saipov ke penjara di Teluk Guantanamo, Kuba. Tapi, tentu saja sudah tidak ada lagi tahanan yang dikirim ke pusat detensi itu sejak 2008.

Joon Kim yang menjadi jaksa dalam kasus Saipov menegaskan, jika pemerintah menginginkan, dia bisa menerima hukuman mati atas kejahatannya. Ada dua dakwaan yang diarahkan kepada Saipov.

Pertama adalah kekerasan dan perusakan kendaraan bermotor yang mengakibatkan delapan orang tewas. Dakwaan lainnya adalah kepemilikan material yang berisi dukungan untuk ISIS.

”Hukuman maksimal untuk dakwaan pertama adalah hukuman mati, sedangkan yang kedua adalah dipenjara seumur hidup,” tegas Kim.

Beberapa pekan sebelum serangan, Saipov mencari informasi di internet tentang perayaan Halloween di New York City sebelum akhirnya memilih rute di West Side Highway, Houston Street, Manhattan.

Rencananya dia melindasi orang-orang hingga ke Brooklyn Bridge. Jika saja aksinya lebih malam sedikit atau bersamaan dengan parade Halloween hari itu, jumlah korban jiwa bakal jauh lebih banyak.

”Saipov tidak pernah menjadi subjek penyelidikan kriminal, baik oleh FBI maupun kepolisian New York,” ujar Wakil Komisaris Polisi New York untuk urusan antiterorisme John Miller.

Meski begitu, Saipov sepertinya memiliki hubungan dengan orang-orang yang sedang diawasi khusus terkait terorisme. Bahkan, nama bapak tiga anak itu muncul sebagai kontak darurat salah satu sosok yang sedang diawasi pemerintah AS.

Pelaku teror jelang malam halloween di Manhattan tak menunjukkan perasaan bersalah ketika menjalani sidang perdana di Pengadilan Federal New York

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News