Pelangi Bangkit

Oleh: Dahlan Iskan

Pelangi Bangkit
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejak akhir 2020, Zul sudah tidak punya penghasilan. Industri film di Jakarta hancur akibat Covid-19. Zul pulang ke Belitong.

Tanpa penghasilan. Tanpa pekerjaan. Ia belum punya rumah. Istrinya tinggal di kampung, di luar kota Tanjung Pandan, bersama orang tua.

Nama Zul begitu besar, tetapi penghasilannya begitu kecil. Sampai jadi kuli bangunan. Itu pun tidak menentu.

Zul telah ikut membesarkan nama Belitong sampai mencapai langit tertinggi. Tetapi Belitong tidak tahu kalau Zul lagi dalam kesulitan terbesarnya.

Pariwisata Belitong terpromosikan luar biasa, tetapi dana sektor pariwisata hanya lebih banyak untuk menggaji pegawai yang tidak membuat pariwisata maju.

Zul itu muda. Ganteng. Terkenal. Jadi idola. Sarjana sinematografi dari perguruan tinggi paling hebat di Jakarta. Akan tetapi, semua itu kalah dengan kenyataan hidup yang pahit. (*)


Berita Selanjutnya:
Teman Dubai

Pantas mereka jadi legenda hidup Belitong, apalagi Laskar Pelangi menjadi film terlaris di Indonesia. Sepanjang masa.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News