Pelarangan Ekspor Benih Lobster Dinilai Menguntungkan Mafia
jpnn.com, JAKARTA - Komunitas Anti Penyelundup Baby Lobster menggelar aksi damai di depan gedung Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Mereka menilai bahwa pelarangan ekspor baby lobster atau benur mengakibatkan kerugian negara.
Koordinator massa aksi Firman mengatakan, akibat kebijakan pelarangan ekspor benur justru menyuburkan praktik mafia.
“Selama ini banyak baby lobster yang diselundupkan oleh para mafia di bawah kendali tycon,” kata Firman, Senin (13/7).
Firman menambahkan, kebijakan tersebut sangat merugikan nelayan karena harga beli benur diatur dan dikendalikan sepenuhnya oleh mafia dengan alasan biaya ‘suap’ kepada oknum kemitraan KKP.
“Saat ini izin ekspor baby lobster telah dibuka oleh menteri KKP lewat Permen 12/2020, tentu saja ini membawa angin segar bagi nelayan dan sebagai sumber pendapatan negara,” ujarnya.
Firman mengungkapkan, dampak pelarangan ekspor benur itu penjualan di pasar gelap harganya bisa 100 kali lipat nilainya.
Ia memberi contoh, Vietnam adalah negara yang paling banyak membutuhkan lobster, sekitar 80 persen kebutuhan negera itu dipasok oleh Indonesia.
Pelarangan ekspor baby lobster atau benur mengakibatkan kerugian negara dan menyuburkan praktik mafia.
- Polda Sumsel Gagalkan Upaya Penyelundupan Baby Lobster Bernilai Miliaran Rupiah
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Malaysia, Nominalnya Enggak Main-Main
- Bisa Hidup Ratusan Tahun, Lobster Jadi Produk Incaran Ekspor
- Ditpolair Baharkam Polri Gagalkan Penyeludupan 350 Ribu Benih Lobster
- Isak Tangis Nelayan Audiensi di DPR, Gagal Nikah dan Ortu Cerai Ditangkap Akibat BBL
- Curhat Nelayan Terdampak Larangan Ekspor Benur: Kesejahteraan Pergi, Anak Istri Ditahan Polisi