Pelecehan Seksual Putri Candrawathi, Mas Sugeng Menilai Rekayasa Baru sang Tuan

Pelecehan Seksual Putri Candrawathi, Mas Sugeng Menilai Rekayasa Baru sang Tuan
Putri Candrawathi mengikuti rekonstruksi pembunuhan Brigadir J. Istri Ferdy Sambo itu mengaku mengalami pelecehan seksual. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso sependapat dengan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) ihwal polemik dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh istri Ferdi Sambo, Putri Candrawathi.

Sebelumnya, Komnas HAM menyampaikan laporan rekomendasi kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Salah satu rekomendasinya menyebut ada dugaan kuat terjadi kekerasan seksual terhadap Putri Candrawathi oleh Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah, sehari sebelum personel Brimob asal Jambi itu dieksekusi.

Ketua IPW Sugeng mendukung penyataan LPSK yang mengatakan klaim telah terjadi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J patut dipertanyakan.

"Karena relasi kuasa antara Brigadir J dan PC serta FS adalah sebagai atasan dan bawahan bahkan posisinya seakan-akan tuan terhadap pembantu," tutur Sugeng saat dihubungi wartawan, Senin (5/9).

Menurut Mas Sugeng, panggilan akrabnya, cerita pelecehan seksual dalam kasus penembakan itu adalah kisah baru yang digaungkan setelah kisah serupa dinyatakan tidak benar.

Kasus pelecehan seksual awalnya dikatakan terjadi di rumah Ferdy Sambo di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Oleh karena itu, hal tersebut adalah sesuatu rekayasa cerita baru setelah cerita pelecehan seksual yang terjadi di Duren Tiga kasusnya dihentikan," ungkapnya.

Mas Sugeng IPW sependapat dengan LPSK ihwal temuan Komnas HAM bahwa ada dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh Putri Candrawathi yang dilakukan Brigadir J.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News