Pelemahan Kurs Berpotensi Tekan Nilai Impor
’’Harga jual menjadi lebih mahal sehingga produk Indonesia menjadi tidak berdaya saing di pasar internasional,’’ terangnya.
Dampak pelemahan kurs terhadap kinerja impor tidak serta-merta terlihat. Dampaknya baru terlihat 3–4 bulan ke depan.
Alasannya, perdagangan luar negeri biasanya memakai sistem kontrak.
Pelemahan kurs juga tidak mampu mendorong ekspor.
Alasannya, kondisi negara-negara mitra dagang RI sedang tidak bagus sehingga permintaan impor tidak setinggi sebelumnya.
Selama Oktober, impor nonmigas didominasi mesin-mesin atau peralatan mekanik dengan nilai USD 148,39 juta.
Setelah itu, diikuti besi dan baja, plastik dan barang dari plastik, perhiasan/permata, serta bungkil industri makanan.
Dari sisi impor, Tiongkok menjadi negara mitra utama dengan nilai USD 333,37 juta, disusul AS senilai USD 103,66 juta, dan Singapura USD 75,32 juta.
SURABAYA – Pelemahan nilai tukar rupiah membayangi kinerja ekspor-impor di Jatim. Kurs yang lemah dikhawatirkan terus menekan nilai impor.
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards
- Pupuk Kaltim Beri Reward 15 Distributor Ritel Terbaik, Jalan-jalan ke Luar Negeri
- Birkenstock Meluncurkan Sandal Terbaru, Desainnya Masa Kini, Cek Harganya
- Pertamina Berikan Kado untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia
- Berkat 'Kak Wulan' Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru