Pemahaman Gangguan Saraf pada Milenial & Gen Z Masih Rendah

Selain itu sampai dengan semester awal 2023, akan direncanakan konten edukasi digital, webinar kesehatan dengan dokter spesialis saraf dan membuka kesempatan kolaborasi seluas-luasnya dari berbagai pihak yang hendak ikut andil dalam gerakan ini.
Wangsit Firmantika (30), seorang Content Creator di Jakarta yang sehari-harinya bekerja di depan komputer selama 8-12 jam memperkuat pernyataan dr. Zicky.
“Nyeri punggung bawah sering banget saya rasakan, namun biasanya setelah stretching atau rebahan akan reda sendiri, atau maksimal ke tukang pijat. Setelah mendapat paparan dokter spesialis, saya baru mengerti bahwa bisa jadi ini adalah gejala penyakit saraf. Bagi pekerja usia produktif yang mobilitasnya tinggi, memang biasanya ingin mencari solusi serba cepat tapi justru enggan periksa ke dokter,” kata Wangsit. (rhs/jpnn)
Gejala penyakit terkait saraf makin menyerang usia produktif, milenial dan gen Z.
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Gen Z di Jateng Disebut Jadi Agen Perubahan Transisi Energi
- Hardiknas, Rahmat Saleh Dorong Gen Z Sumbar Adaptif Terhadap Tantangan Zaman
- 3 Khasiat Pare, Ampuh Obati Penyakit Ini
- Wamen Viva Yoga Ajak Gen Z Berkreasi, Berinovasi & Berkiprah di Kawasan Transmigrasi
- 4 Khasiat Air Rebusan Daun Salam, Sahabat Terbaik Penderita Penyakit Ini
- Para Purnawirawan Minta Wapres Diberhentikan, Tokoh Muda Bersuara Bela Gibran