Pemajuan Kebudayaan Indonesia Seharusnya Menjadi Pembahasan di Debat Capres-Cawapres

Pemajuan Kebudayaan Indonesia Seharusnya Menjadi Pembahasan di Debat Capres-Cawapres
Jamu merupakan salah satu hasil warisan budaya tak benda Indonesia. Foto: Kemendikbudistek

Ini adalah langkah positif yang perlu diperkuat dan dikembangkan lebih lanjut.

Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Indonesia mengalami peningkatan pada 2022, mencapai skor 55,13, yang merupakan tertinggi sejak pandemi.

Hal ini menandakan rebound dari penurunan skor IPK yang terjadi akibat dampak pandemi Covid-19. IPK ini disusun oleh Kemendikbudristek bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), berdasarkan kerangka kerja Culture Development Indicators (CDIs) UNESCO.

IPK terdiri atas 31 indikator yang dikelompokkan dalam 7 dimensi global: Ekonomi Budaya, Pendidikan, Ketahanan Sosial Budaya, Ekspresi Budaya, Budaya Literasi, Warisan Budaya, dan Gender.

Peningkatan IPK ini menjadi indikator penting dalam pembangunan kebudayaan nasional dan membantu dalam merumuskan kebijakan berbasis pengetahuan untuk pengembangan kebudayaan di Indonesia

Kanal Budaya Sebagai Solusi

Sebagai salah satu inisiatif terbaru Ditjenbud, Indonesiana.TV, hadir untuk mendiseminasi informasi dan pengetahuan yang mendorong peningkatan literasi dan ekspresi terkait kebudayaan.

“Platform ini tidak hanya berfungsi sebagai pustaka digital, tetapi juga sebagai media ekspresi dan partisipasi masyarakat dalam konteks kebudayaan. Dengan konten yang beragam untuk umum dan anak-anak, Indonesiana.TV membuka jendela baru bagi masyarakat untuk mengenal lebih dalam kebudayaan Indonesia,” ujar Retno Raswaty, Kepala Balai Media Kebudayaan yang menaungi Indonesiana.TV.

Isu pemajuan kebudayaan harus mendapatkan tempat yang signifikan dalam debat dan kampanye program capres dan cawapres.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News