Pemakaman Jenazah Teroris, Di Sana Sini Ditolak Warga

Pemakaman Jenazah Teroris, Di Sana Sini Ditolak Warga
Pemakaman jenazah keluarga terduga teroris Anton Ferdiantono dan anak istrinya dilakukan di pemakaman milik Dinas Sosial Sidoarjo, Jumat (18/5). Foto: BOY SLAMET/JAWA POS

Dinsos merupakan instansi yang menaungi makam khusus jenazah tanpa identitas. Makam di dekat kantor Dinkes Pemkab Sidoarjo yang masuk wilayah Kelurahan Pucang itu memiliki luas 15 x 70 meter. ''Ada permintaan dari polisi untuk memakamkannya di sini," terangnya.

Wiyono mengaku dikontak petugas Polsek Taman sekitar pukul 09.00. Begitu mendapat permintaan, pihaknya langsung menyiapkan liang lahad. Namun, lahan yang tersedia ternyata hampir penuh. "Ada satu jenazah dari pemakaman lama yang harus dipindah agar tiga jenazah baru bisa berdekatan," katanya.

Ketiga jenazah sampai di lokasi pukul 15.30 dengan kawalan ketat polisi. Masing-masing dimasukkan peti putih yang diberi tanda identitas. Peti jenazah Anton dimasukkan ke dalam liang sendiri. Sedangkan istri dan anaknya dikuburkan di satu liang. "Dari pihak keluarga, tidak ada yang datang," ungkapnya.

Kapolsek Taman AKP Samirin mendatangi pemakaman itu. Namun, polisi dengan tiga balok di pundak tersebut tak mau berkomentar. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera menyebutkan, tidak ada satu pun keluarga yang mau mengakui jasad terduga pelaku. ''Nggak ada yang mau. Makanya diwakilkan ke Polsek Taman,'' ungkapnya.

Penyerahan jasad keluarga Anton kepada perwakilan Polsek Taman merupakan buntut panjang tidak diakuinya para terduga pelaku oleh keluarga. Padahal, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin sudah mengimbau keluarga terduga pelaku untuk mengambil jenazah. ''Memang ada penolakan,'' katanya.

Rombongan ambulans pertama sampai di DVI pukul 14.23. Ada empat ambulans yang datang untuk menjemput jenazah dari ruang pendingin. Namun, hanya tiga yang digunakan untuk mengambil jenazah. Masing-masing diangkut satu ambulans. Jenazah Anton dan keluarganya dimasukkan mobil dalam keadaan masih berada di kantong mayat.

Police line diikatkan ke pilar kamar forensik tersebut. Itu dilakukan demi menghalau para awak media mendekat. Dikhawatirkan, kerumunan orang bisa mengganggu kinerja polisi dalam mengangkut jenazah tersebut. Mereka juga dilarang mengambil gambar pengangkutan mayat. Polisi menaruh beberapa ambulans dan mobil patroli di sekeliling ruang pendingin.

Jasad Anton, Sari, dan Hilya awalnya akan dimakamkan di Putat Gede Kamis malam (17/5). Namun, warga menolaknya. Ketua RW 08 Putat Jaya Nanang Sugiharta menyatakan, penolakan tersebut merupakan bentuk protes warga.

Pemakaman mayat terduga teroris Anton Ferdiantono dan anak istrinya, mendapat penolakan warga, akhirnya dikubur di pemakaman tanpa identitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News