Pemakaman Salah Satu Siswa SMPN 1 Turi Sleman Harus Dilakukan 2 Kali

Pemakaman Salah Satu Siswa SMPN 1 Turi Sleman Harus Dilakukan 2 Kali
Petugas melakukan penyisiran mencari sejumlah anak pramuka SMPN 1 Turi, Jumat (21/2). Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko/hp

jpnn.com, SLEMAN - Para orang tua dan keluarga siswa SMPN 1 Turi Sleman, DIY, menyesalkan kegiatan susur sungai yang diadakan oleh pihak pembina Pramuka sekolah setempat.

Salah satunya ialah Agus Ariyanto, kerabat dari korban Vanesha Dida. Pria berusia 40 tahun ini menyayangkan keputusan pembina Pramuka yang tetap melanjutkan kegiatan walau dalam kondisi cuaca rawan.

“Disayangkan iya, karena membuat kegiatan susur sungai saat musim penghujan. Ke depan seharusnya hati-hati dan lebih bijak,” ujarnya, seperti dikutip dari Radar Jogja, Sabtu (22/2).

Disinggung niat lanjut jalur hukum, keluarga, lanjutnya, belum mengiyakan. Agus menuturkan keluarga menganggap tragedi ini sebagai kecelakaan. Walau tetap ada catatan atas kegiatan susur sungai.

“Tidak perlu (sampai) menuntut. Kondisi kedua orang tua, Pak Suparto dan Bu Tri Ariyanti sudah lebih baik. Namun, memang masih syok, sehingg saya yang diminta ke sini (SMPN 1 Turi), ” ujarnya.

Pemakaman Vanesha sempat menemui kendala. Awalnya keluarga melapor kehilangan anggota keluarga. Saat dicek ternyata justru dimakamkan oleh keluarga korban lainnya.

Agus menuturkan Vanesha sempat dimakamkan di Kembangarum Donokerto. Pemakaman berlangsung Jumat (21/2) malam sekitar pukul 19.30.

Keluarga yang asli pun meminta agar kuburan dibongkar untuk dibawa ke kediaman keluarga yang sesungguhnya.

Keluarga yang asli pun meminta agar kuburan siswa SMPN 1 Turi Sleman itu dibongkar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News