Pemasok Cotton On Diduga Mempekerjakan Napi Secara Paksa di Tiongkok

Pemasok Cotton On Diduga Mempekerjakan Napi Secara Paksa di Tiongkok
Penulis meminta agar siapapun yang membaca pesannya untuk menyampaikannya kepada organisasi HAM. (Reuters)

Sebuah perusahaan percetakan asal Tiongkok dituduh memaksa tahanan penjara untuk membuat kartu Natal yang dijual di supermarket Tesco di Inggris. Diketahui perusahaan percetakan tersebut juga memasok sejumlah produk ke grup Cotton On Australia.

Tuduhan tersebut muncul setelah seorang anak perempuan berusia enam tahun di London menemukan tulisan memohon bantuan dalam sebuah kartu Natal, yang dibuat oleh perusahaan Zhejiang Yunguang Printing dan dijual di jaringan supermarket Tesco.

"Kami adalah tahanan asing di penjara Qingpu di Shanghai, Tiongkok. Dipaksa untuk bekerja di luar kehendak kami. Tolong bantu kami dan beri tahu organisasi hak asasi manusia," isi tulisan dalam kartu Natal tersebut.

Ada banyak warga asing yang ditahan di penjara Qingpu. Mantan narapidana yang pernah ditahan di antaranya Peter Humphrey, jurnalis asal Inggris dan Stern Hu, mantan eksekutif Rio Tinto asal Australia.

Pemasok Cotton On Diduga Mempekerjakan Napi Secara Paksa di Tiongkok Photo: Penulis meminta agar siapapun yang membaca pesannya untuk menyampaikannya kepada organisasi HAM. (Reuters )

 

Tesco segera menangguhkan hubungannya dengan perusahaan Zhejiang Yunguang Printing dan menarik kartu Natal dari penjualan, sambil menunggu hasil penyelidikan soal adanya dugaan kerja paksa.

"Kami mengutuk penggunaan paksa tenaga kerja tahanan dan tak akan pernah mengizinkannya dalam rantai pasokan kami," kata juru bicara Tesco.

ABC menemukan Zhejiang Yunguang Printing juga memproduksi sejumlah produk untuk Cotton On Group, yang memiliki berbagai merk asal Australia, termasuk Cotton On, Typo, dan Supre.

Sebuah perusahaan percetakan asal Cina dituduh memaksa tahanan penjara untuk membuat kartu Natal yang dijual di supermarket Tesco di Inggris

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News