Pembantaian Etnis Rohingya, PBB Bentuk TPF Dipimpin Pak Marzuki
Dia mengatakan bahwa sambutan dari pihak Kedubes Myanmar cukup bagus. Untuk menjembatani pembicaraan, menurut cerita Ardi, mereka didampingi satu penerjemah.
”Mereka berjanji dalam beberapa hari kedepan akan ada perbaikan,” ujar Andri. Perbaikan yang dimaksud adalah menunggu hasil kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi ke Myanmar.
Andri menyampaikan dalam pertemuannya kemarin bahwa pihak Kebes Myanmar merasa keberatan tentang genosida.
Genosida merupakan pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok.
Tujuannya untuk memusnahkan. ”Tapi penerjemahnya meminta agar tidak melanjutkan lagi mengenai hal tersebut,” ujar pria 23 tahun itu.
Kemarin, terjadi tiga unjuk rasa di depan Gedung Kedubes Myanmar. Selain HIMA Persis, ada pula Barisan Muda Penegak Amanat Nasioan (BM PAN) dan kelompok yang menamai dirinya Sahabat Muslim Rohingnya.
Ahmad Yohan, Ketua Umum BM PAN, mengatakan jika pemerintah Myanmar harus bertanggung jawab dalam kerusuhan yang terjadi di negaranya. “PBB dan Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas,” ujarnya.
Aksi yang diikuti 40 orang itu mengancam jika tidak ada perbaikan dalam waktu dekat, maka pihaknya akan mengusir perwakilan Myanmar di Indonesia untuk pulang. ”Perwakilan kita di Myanmar pun sebaiknya juga ditarik,” imbuh Yohan. (and/syn/byu/lyn)
Redaktur & Reporter : Soetomo
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Ratusan Warga Israel Serbu Masjid di Kota Tua Hebron
- Cegah Dampak Konflik Timteng Meluas, Indonesia tak Boleh Lengah