Pembekuan Darah Terkait AstraZeneca Ditemukan Pada Perempuan di Bawah 55 Tahun
Inilah hasil penyelidikan EMA atas vaksin AstraZeneca
Pembekuan daerah terjadi ketika darah berubah dari cair menjadi gumpalan dan pada umumnya tidak berbahaya.
Pasca vaksinasi, EMA menemukan bebrapa kasus yang sangat langka dari pembekuan darah yang tidak biasa pada pasien dengan trombosit darah yang rendah.
Sebagian besar kasus ini terjadi pada perempuan di bawah 55 tahun.
EMA menyelidiki kasus ini setelah 13 negara di Eropa menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena dikhawatirkan menimbulkan efek pembekuan darah.
Penyelidikan difokuskan pada tujuh kasus pembekuan darah di beberapa pembuluh darah di seluruh tubuh (DIC) dan 18 kasus trombosis sinus vena serebral (CVST), sembilan di antaranya mengakibatkan kematian.
Sekali lagi, sebagian besar kasus DIC dan CVST yang sangat langka ini terjadi pada orang di bawah 55 tahun, dan mayoritas adalah perempuan.
Profesor Farhid mengatakan tidak ada "hubungan ilmiah" antara risiko pembekuan darah langka dan wanita yang lebih muda.
Badan obat-obatan Eropa telah melakukan penyelidikan terkait efek samping vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry
- Apa yang Menyebabkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia sekadar Wacana?
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Dunia Hari Ini: Rekor Roti Terpanjang di Dunia Dipecahkan di Prancis