Pembelajaran Tatap Muka Harus Segera Dilakukan

Pembelajaran Tatap Muka Harus Segera Dilakukan
Ilustrasi pembelajaran tatap muka. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dalam konteks hubungan sosial berbasis data yang telah dirilis sejumlah lembaga kredibel, para siswa juga sangat merindukan interaksi dengan temannya secara langsung.

Devie menjelaskan, interaksi langsung di kelas dapat menjadi media rekreasi dan refreshing yang menyenangkan bagi anak saat mereka merasa lelah dan bosan.

PTM juga bisa mengikis budaya ketergantungan anak kepada orang tuanya yang secara tidak langsung tercipta selama masa pandemi.

“Karakter ketergantungan mudah-mudahan setelah nanti kembali adanya ruang offline tidak lagi terjadi,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Pendidikan Universitas Gadjah Mada (UGM) Budi Santoso Wignyosukarto menilai ada hambatan PJJ yang berpotensi memicu learning loss, terutama dalam pembelajaran praktik.

“Saat praktikum siswa harus melakukannya sendiri, mencoba sendiri. Ada suatu proses pembelajaran yang penting dan itu kalau tidak dilakukan akan mengurangi apa yang mereka dapatkan,” tutur Budi.

Oleh karena itu, Budi menyarankan pemerintah mempersiapkan fasilitas sesuai protokol kesehatan, percepatan vaksinasi guru dan tenaga kependidikan oleh Kementerian Kesehatan, serta menentukan prioritas pelajar yang memerlukan PTM.

“Kita harus mengupayakan itu terjadi, kendati tidak mudah. Sekarang sudah ada beberapa universitas dan sekolah yang memperbolehkan mahasiswa atau muridnya masuk,” tukas Budi.(chi/jpnn)


Kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) dirasa harus segera dilakukan demi mengindari anak Indonesia dari kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss).


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News