Pemberdayaan Kelompok Tani Milenial di Cilacap Mampu Menekan Margin Harga Cabai
Margin harga yang diambil oleh Nasihin hanya Rp 5.000 per kilogram. Dari margin itu, tidak sepenuhnya menjadi keuntungan Nasihin, melainkan sudah termasuk ongkos angkut dan disisihkan untuk kas kelompok.
"Tidak hanya itu, Kelompok Tani Milenial juga sedang mulai mengembangkan agrowisata,” katanya.
Saat ini, lanjut dia, sudah menanam cabai seluas 3 hektare. Ke depan, lanjut dia, akan mengembangkan tabulampot.
“Kami juga menggandeng KWT untuk pengolahan cabai. Tidak hanya cabai segar, tapi cabai hasil sortiran dari yang dipasarkan Pak Nasihin pun dikeringkan. Jadi, tidak ada cabai yang terbuang," ujar Jejen.
Pengembangan cabai di Cilacap mendapatkan dukungan baik dari Dinas Pertanian, Ditjen Hortikultura, dan Kementerian Pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Supriyanto, saat ditemui di kantor dinas pada awal Februari mengungkapkan bahwa dinas telah menginisiasi program "Lapak Petani".
Konsep Lapak Petani ini adalah mendekatkan konsumen akhir dengan petani, sehingga dapat turut memotong margin harga di tingkat petani dan konsumen.
Lapak Petani memberikan ruang kepada petani untuk berjualan langsung ke konsumen akhir dengan sasaran pasar adalah pegawai pemda dan juga masyarakat setempat. Lapak Petani sangat membantu petani, terlebih saat harga sedang jatuh.
Dukungan Ditjen Hortikultura Kementan terus mengalir guna mendukung pengembangan cabai di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
- Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai
- Endus Temuan Food Estate, Auditor BPK Minta Rp12 Miliar dari Kementan agar Tutup Mata
- SYL Pakai Uang Karyawan Kementan Untuk Bayar Gaji PRT
- Jaring Potensi Petani Muda, Inilah 75 Nominee Young Ambassador Agriculture Pilihan Kementan
- Gelar Evaluasi dan Asistensi, Kementan Siap Kawal Program Wajib Tanam Bawang Putih
- Presiden Jokowi Senang Produksi Jagung Meningkat di Sumbawa NTB