Pemberdayaan Kelompok Tani Milenial di Cilacap Mampu Menekan Margin Harga Cabai

Pemberdayaan Kelompok Tani Milenial di Cilacap Mampu Menekan Margin Harga Cabai
Ditjen Hortikultura Kementan memberikan dukungan untuk pengembangan cabai di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Mereka melakukan jual-beli cabai secara transparan dan bisa menekan margin harga.

Dengan adanya pola pemasaran dari Kelompok Tani Milenial Karya Muda, petani mulai banyak yang mengusahakan cabainya dengan modal sendiri dan mengurangi pinjaman modal dari tengkulak.

Saat ini sudah 10 persen dari 70 petani cabai di Desa Palugon, Kecamatan Wanareja yang menanam cabai dengan modal sendiri dan menjual hasil panennya melalui Nasihin, Ketua Kelompok Tani Milenial.

Rasam, salah satu petani cabai asal Desa Palugon, Kecamatan Wanareja, Cilacap saat ditemui di lahannya menjelaskan bahwa pihaknya sangat senang dengan adanya Kelompok Tani Milenial."Saya sangat senang dengan adanya Pak Nasihin itu,” katanya.

Ia menjelaskan, kalau dulu menjual cabai lewat tengkulak perbedaan harganya yang diterima dan yang di pasar sampai Rp 15.000 per kilogram. Setelah lewat Pak Nasihin, kata dia, sebelum cabainya diangkut saja pihaknya sudah diberitahu harganya.

“Perbedaan harganya juga hanya Rp 5.000 per kilogram. Terkadang pembayarannya juga langsung kita terima pada waktu cabainya diambil. Kami jadi semangat tanam dengan modal sendiri," jelas Rasam.

Senada dengan pernyataan Rasam, PPL Kecamatan Wanareja, Jejen membenarkan hal tersebut.

Jejen menjelaskan bahwa dengan adanya pemasaran cabai melalui Kelompok Tani Milenial, makin banyak petani yang menanam dengan modal sendiri.

Dukungan Ditjen Hortikultura Kementan terus mengalir guna mendukung pengembangan cabai di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News