Pembuktian Diri Mahasiswi Indonesia Kuliah di Belanda
Tina menawarkan cara untuk melindungi protein dalam susu bayi melalui karya tulisnya. Menurut dia, komponen yang ditambahkan murah dan berkualitas. Saat menerimanya, supervisor merasa puas sehingga langsung memutuskan untuk diproduksi masal. ”Saya enggak menyangka,” paparnya.
Tina pun ditawari untuk tetap bekerja di Nutricia. Namun, Tina menolak tawaran itu. Sebab, dia tidak ingin menjadi scientist. ”Saya lebih suka bekerja yang berhubungan dengan orang banyak, seperti marketing,” tuturnya.
Pada Juli 2014, Tina kembali ke Indonesia. Dia mendapat predikat mahasiswa terbaik di UKWMS dengan IPK 3,96. Selanjutnya, pada September 2014, Tina bekerja di salah satu perusahaan makanan di Indonesia sebagai marketing. Setelah tiga bulan, dia diangkat menjadi research and development national further process.
Sebelumnya, dia tidak menyangka perjalanan karirnya bisa melejit begitu cepat. Dalam perjalanan hidupnya, Tina mengambil sebuah pelajaran yang tidak terlupakan. Dia mengatakan, saat pertama masuk kuliah, dirinya berpikir orang pintar kalah oleh orang yang bekerja keras. Sekarang dia menambahkan teori tersebut. ”Orang yang bekerja keras kalah oleh orang yang mencintai apa yang dikerjakan,” tambahnya. (*/c6/dos)
Tidak ada salahnya bermimpi setinggi-tingginya. Sayangnya, mimpi besar seseorang tidak jarang menjadi bahan caci maki. Namun, hal itu tidak menyurutkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor