Pemerintah Akui Covid-19 Makin Mengkhawatirkan

Pemerintah Akui Covid-19 Makin Mengkhawatirkan
Wiku Adisasmito. Foto: ANTARA/Prisca Triferna

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan kasus baru Covid-19 belakangan ini mengalami peningkatan yang signifikan.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, berbagai upaya yang telah dilakukan belum berhasil menekan laju penularan virus pemicu pandemi global tersebut.

"Beberapa minggu terakhir ini terlihat peningkatan jumlah kasus yang cukup signifikan dan ini semua tentunya yang dulunya kami bisa kendalikan sekarang terjadi kondisi yang mengkhawatirkan," ujar Wiku di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (3/9).

Wiku pun mengakui pemerintah belum berhasil mengendalikan penularan Covid-19 secara konsisten.

"Kami sebenarnya belum berhasil menekan dan mencegah penularan secara konsisten secara nasional dan ini adalah menjadi tugas kita semuanya, tidak hanya pemerintah," tuturnya.

Lebih lanjut Wiku memerinci, kasus baru Covid-19 pada hari ini bertambah 3.622 kasus. Empat provinsi mengalami pertambahan kasus baru Covid-19 tertinggi, yakni DKI Jakarta (1.359), Jawa Timur (377), Jawa Tengah (242) dan Jawa Barat (238).

Adapun jumlah kasus aktif pada hari ini adalah 44.463 atau 24,1 persen, sedangkan pasien yang sembuh sudah  132.055 orang atau 71,6 persen.

"Jumlah kasus meninggal adalah 7.750 dengan persentase kematian 4,2 persen," jelas dia.

Wiku juga menyoroti empat provinsi yang berkontribusi terhadap 56 persen dari kasus kumulatif Covid-19 nasional, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Secara khusus Wiku membeber data kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Jumlah kumulatif kasus Covid-19 di DKI per 2 September ialah 42.041.

Sementara jumlah kasus aktif Covid-19 di DKI mencapai 9.069 orang atau  21,57 persen. Adapun jumlah pasien sembuh sudah 31.741orang atau 75,5 persen. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui bahwa penularan virus corona belum bisa dikedalikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News