Pemerintah India Hambat Komunikasi Warga Kashmir

Pemerintah India Hambat Komunikasi Warga Kashmir
India menjadikan wilayah Kashmir penjara di kaki Himalaya. Foto: BBC/ABID BHAT

Tak semua orang beruntung. Ada yang panggilannya tidak diangkat dan terpaksa pulang dengan tangan kosong. Mubashir Hussain salah satunya. Dia menelepon saudaranya yang tinggal di AS, tapi tak diangkat. Hussain kecewa berat.

"Kita benar-benar didorong kembali ke zaman batu. Memutus komunikasi adalah pelanggaran hak dasar manusia," tegasnya.

Tidak ada yang tahu sampai kapan pembatasan ketat di Jammu dan Kashmir dilakukan. Namun, Sabtu (10/8) pemerintah sedikit memberikan kelonggaran. Penduduk dibiarkan keluar rumah untuk menyiapkan keperluan Idul Adha. Tapi tetap saja, tidak boleh berkumpul ataupun berjalan bergerombol.

Sebagian besar langsung menuju mesin ATM untuk mengambil uang. Beberapa ATM akhirnya kehabisan uang karena banyaknya warga yang melakukan tarik tunai. Penduduk kehabisan bahan bakar karena banyak stasiun pengisian bahan bakar yang tutup.

"Apotek kehabisan pasokan medis penting seperti insulin, tapi untuk saat ini penduduk mengatakan masih punya cukup stok makanan dan kebutuhan lainnya," terang Priyanka Gupta, jurnalis Al Jazeera di New Delhi, India.

India Today mengungkapkan bahwa pemerintah sudah menyediakan kebutuhan penduduk. Stok gandum untuk 65 hari, beras 55 hari, daging domba untuk 17 hari, serta stok unggas untuk sebulan. Mereka juga mengeklaim sudah menstok bahan bakar. (sha/c10/sof)


Berita Selanjutnya:
Jeeva Jayalalithaa

Sejak India mencabut status otonomi khusus Jammu dan Kashmir pada Senin (5/8), dua wilayah itu ibarat kota mati. Penduduk dilarang keluar selama 24 jam penuh


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News