Pemerintah Kian Digdaya dengan Perppu Corona, Cuma Inikah Hasilnya?

Pemerintah Kian Digdaya dengan Perppu Corona, Cuma Inikah Hasilnya?
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. Foto: Ricardo/JPNN.com

Anggota Komisi IV DPR itu menilai pemerintah dari awal sudah gamang dalam memilih antara kesehatan atau ekonomi. "Dalam perjalanannya dua-duanya difokuskan. Karena dua-duanya difokuskan akhirnya tak ada yang berhasil," jelasnya.

Andi lantas mencontohkan kurva kasus positif Covid-19 terus naik. Artinya, masyarakat yang terjangkiti corona makin banyak.

Sementara di bidang ekonomi, pada kuartal II 2020 terjadi kontraksi minus 5,32 persen. "Kalau nanti minus lagi pada kuartal III-2020 berarti kita sudah memasuki resesi technical," ujarnya.

Ia menambahkan secara teori ada lima indikator resesi ekonomi. Pertama adalah tidak seimbangnya konsumsi dan produksi.

"Konsumsi menurun karena masyarakat membatasi pengeluaran. Akibatnya sekarang kita lihat pertumbuhan ekonomi turun," katanya.

Indikator kedua ialah inflasi. Adapun indikator ketiga ialah deflasi.

Keempat, resesi bisa dilihat pada angka pengangguran. Menyitat data Kementerian Ketenagakerjaan, Andi menyebut hingga Juni lalu sudah ada tiga juga penganggur.

"Kalau sekarang ini lagi sampai Agustus ini mungkin sudah lebih tiga juta. Itu PHK orang yang kerja formal, yang tidak kerja formal berapa juta?" kata dia.

Legislator PKS Andi Akmal Pasludin menilai Perppu Corona tidak berhasil memperbaiki ekonomi dan kesehatan masyarakat pada masa pandemi Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News