Pemerintah Masih Andalkan Impor untuk Atasi Kenaikan Harga Daging Sapi, Begini Respons Andi Akmal

Pemerintah Masih Andalkan Impor untuk Atasi Kenaikan Harga Daging Sapi, Begini Respons Andi Akmal
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI asal Sulawesi Selatan II, Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan langkah pemerintah yang hingga saat ini masih mengandalkan impor sebagai solusi mengatasi lonjakan harga daging Sapi.

Saat ini, kata Akmal, dirinya memantau perkembangan di lapangan dan informasi yang didapat dari berbagai media bahwa daging sapi di awal tahun 2021 ini menjadi polemik di Tanah Air. Jabotabek menjadi kawasan sentral dinamisasi harga daging sapi sempat membuat reaksi mogok bagi pedagang daging sapi untuk menjual produknya.

“Saat ini kita terlalu bergantung impor daging sapi. Terutama dari Australia sebagai pemasok terbesar daging sapi di Tanah Air. Ketika Australia menahan komoditas daging sapi akibat regenerasi populasi, maka negara kita terimbas. Ini menunjukkan bertahun-tahun upaya negara menjadikan daging sapi berdaulat di negeri sendiri, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya," tutur Akmal, Minggu (24/1).

Politikus PKS ini menerangkan upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi ini sudah dilakukkan sejak 15 tahun silam, yakni sejak periode pertama pemerintahan SBY. Namun segala upaya dengan dukungan APBN yang ada mewujudkan swasembada daging sapi ini seakan sia-sia.

Padahal, program-program seperti penyelamatan induk sapi (penyelamatan sapi produktif), memperkuat kualitas genetik sapi, program 1000 desa sapi,  hingga program UPPO (Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik) telah dilakukan.

“Indonesia saat ini masih tidak kuasa menghadapi persoalan suply demand (ketersediaan dan permintaan) daging sapi karena infrastruktur pengembangan sapi kita belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri. Dari sisi lahan, negara kita masih terbuka luas. Bahkan sinergi Sapi Sawit masih dapat di optimalkan lebih dalam lagi,” jelas Akmal.

Anggota Komisi IV DPR ini sudah menduga, bahwa solusi impor pun tetap akan dilakukan dalam waktu dekat ini terutama alternatif mencari suplier dari negara lain seperti India, Brasil bahkan dari Meksiko.

Akmal mengatakan, Pemerintah saat ini memang mesti mempersiapkan beberapa moment besar yang mempangaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Salah satunya Ramadan yang bersambung Iedul Fitri dimana momen ini sangat mempengaruhi prilaku konsumen masyarakat Indonesia terutama pada permintaaan daging sapi.

Pemerintah saat ini mesti mempersiapkan beberapa moment besar yang mempangaruhi perilaku masyarakat Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News