Pemerintah Mulai Agresif Menembus Pasar Kerja Nontradisional

Pemerintah Mulai Agresif Menembus Pasar Kerja Nontradisional
Sekretaris Utama Duta Besar Tatang Razak melakukan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan di Belanda, Jerman dan Polandia pada Kamis (20/12). Foto: Humas BNP2TKI

Tatang juga menyampaikan bahwa ketika bertemu dengan otoritas Jerman, mereka bukan saja memberikan peluang untuk WNI bekerja di Jerman, namun juga akan membantu untuk vokasi dalam rangka menyesuaikan standarisasi yang ada. Sementara itu ketika mengunjungi perusahaan kapal tanker di Belanda, Anthony Vedder dimana lebih dari 400 orang Indonesia bekerja di perusahaan tersebut dengan gaji tertinggi $12.000.

Selama ini sebagian besar tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang ditangani oleh BNP2TKI didominasi oleh pembantu rumah tangga, konstruksi bangunan, perkebunan kelapa sawit dan ABK perikanan. Jumlah para pekerja di sektor tersebut cukup tinggi, namun sebagian dikirim tidak secara prosedural sehingga menjadi liabilities.

Kalau kita saat ini sudah bisa mengirim pekerja Indonesia lulusan SMP/SMA ke Korea Selatan yang bekerja di manufaktur dengan gaji 25 juta sampai dengan 35 juta secara aman/terlindungi dan ternyata banyak peluang kerja profesional, skill dan formal di negara-negara non-tradisional, mengapa kita masih harus berkutat mengirim tenaga kerja kita di sektor-sektor yang rentan akan eksploitasi.

“Saatnya kita para pemangku kepentingan untuk menyiapkan tenaga kerja Indonesia yang profesional dan skill untuk menembus pasar kerja dunia serta merubah pekerja migran Indonesia dari liabilities menjadi aset,” kata Tatang di sela-sela memimpin delegasi Indonesia di Warsawa.(adv/jpnn)


BNP2TKI memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News