Pemilih Jokowi Dinilai jadi Korban Pencitraan

Pemilih Jokowi Dinilai jadi Korban Pencitraan
Pemilih Jokowi Dinilai jadi Korban Pencitraan
JAKARTA - Strategi pasangan calon Jokowi-Ahok dalam menjual dirinya kepada warga Jakarta dinilai hanya mengedepankan pencitraan belaka. Pasangan calon nomor urut 3 ini dipandang tidak memiliki program nyata untuk memecahkan persoalan Jakarta. Pengamat ekonomi politik, Agung Nur Farah mengatakan, pencitraan Jokowi-Ahok mulai dari penggunaan kostum kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khas pasangan cagub itu.

Selain itu Jokowi-Ahok juga dinilai selalu mencitrakan diri sebagai pihak korban yang teraniyaya dalam setiap permasalahan yang muncul. "Warga terkelabui dengan simbol - simbol seperti itu, meskipun tanpa harus memiliki program-program kerja," ujar Agung dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (4/9).

Agung menjelaskan, strategi seperti ini sudah terbukti berhasil dimasa lalu. Menurutnya, kesuksesan Presiden SBY dua kali memenangkan pemilihan presiden merupakan bukti keampuhan jurus pencitraan. Namun, sambung Agung, pencitraan seperti yang dilakukan Jokowi Ahok dan Presiden SBY tidak akan mampu mengatasi masalah. Justru dengan mengedepankan pencitraan akan menambah masalah baru.

Agung menilai pencitraan membuat demokrasi Indonesia tidak dewasa sebab masyarakat akan semakin dijauhkan dari persoalan yang nyata dan harus diatasi. Agung menilai bahwa alasan pihak Jokowi-Ahok menggunakan strategi ini karena menyadari banyak warga Jakarta yang sudah muak bahkan frustasi dengan kondisi Jakarta. Rasa Frustasi yang mengelabui akal sehat inilah yang dimanfaatkan Jokowi-Ahok untuk mempengaruhi warga ibukota.

JAKARTA - Strategi pasangan calon Jokowi-Ahok dalam menjual dirinya kepada warga Jakarta dinilai hanya mengedepankan pencitraan belaka. Pasangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News