Pemilik Bisnis Kebugaran Asal Indonesia Manfaatkan Peluang di Masa Pandemi
Tantangan industri kebugaran
Walau secara resmi akan dibuka, pusat kebugaran di Australia tetap harus mematuhi protokol keamanan COVID-19 dan menerapkan 'new normal', seperti yang dipahami oleh Sylvia.
"Kami sudah menyiapkan tempat cuci tangan, menambah intensitas bersih-bersih, dan menyiapkan area khusus bagi setiap pelanggan sehingga tidak harus bergantian menggunakan peralatan olahraga dan juga cek suhu badan."
Namun, di tengah persiapan yang telah dilakukan Sylvia dan Joshua untuk membuka kembali bisnis kebugaran mereka bulan depan, penelitian di New Zealand menyebutkan satu dari 10 pusat kebugaran di Australia akan berhenti beroperasi.
Tiga tahapan pelonggaran di Australia
Pelonggaran aturan pembatasan pergerakan aktivitas di Australia akan dilakukan secara bertahap.
Hal ini diungkapkan oleh Barrie Elvish, ketua pelaksana perusahaan 'Fitness Australia', yang juga mengatakan hal ini disebabkan karena masalah finansial yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19.
Walaupun mengedepankan sikap optimis, Sylvia tidak dapat menghindar dari kenyataan bahwa pandemi ini telah menimbulkan dampak signifikan pada penghasilan bisnisnya.
Sejak warga Australia dianjurkan diam di rumah sebagai upaya pencegahan penularan virus corona, pembelian peralatan gym dan olahraga di Australia dilaporkan meningkat.
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day
- Dunia Hari Ini: Aktivitas Gunung Ruang Kembali Meningkat
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas