Pemilik Hotel di Tasmania Eksploitasi Pekerja Malaysia

Pemilik Hotel di Tasmania Eksploitasi Pekerja Malaysia
Pemilik Hotel di Tasmania Eksploitasi Pekerja Malaysia

"Chang sangat menyadari kewajibannya untuk membayarkan hak mereka menurut aturan yang ada. Mereka dimanfaatkan, karena berasal dari Malaysia dan keturunan China," kata Hakim Baker.

Hakim Baker mengatakan bahwa Chang merekrut karyawan dari Malaysia "sebagian karena dia tahu orang Malaysia akan menerima bekerja enam hari seminggu dan tahu bahwa di Malaysia orang sudah biasa bekerja enam atau tujuh hari".

Ombudsman Fair Work Natalie James mengatakan kasus menggarisbawahi diskriminasi rasial yang menjadi dasar eksploitasi pekerja migran di Australia.

"Suatu kebenanan yang mengganggu betapa diskriminasi rasial menjadi pendorong di balik eksploitasi pekerja migran di negara ini," kata Natalie James.

Pemilik Hotel di Tasmania Eksploitasi Pekerja Malaysia Photo: Fair Work Ombudsman Natalie James. (ABC News)

"Putusan pengadilan ini mengirimkan pesan bahwa mengeksploitasi pekerja migran merupakan perbuatan melanggar hukum yang serius dan hukumannya berat," katanya.

"Kami terus berusaha menghilangkan mitos bahwa tidak apa-apa membayar pekerja dari luar negeri dengan tarif di bawah UMR yang berlaku di Australia."

Fair Work membandingkan kasus pasangan Malaysia dengan perlakuan terhadap 15 pekerja lepas lainnya yang keturunan Eropa dan warga negara Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News