Pemilu 2019 Cerminan Kesenjangan Ekonomi Yang Dibungkus Isu Agama

Pemilu 2019 Cerminan Kesenjangan Ekonomi Yang Dibungkus Isu Agama
Pemilu 2019 Cerminan Kesenjangan Ekonomi Yang Dibungkus Isu Agama

Profesor Ronald Lukens-Bull dari AS, yang melakukan studi multikulturalisme di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, juga membenarkan persoalan politik identitas dalam Pemilu 2019 di Indonesia.

Namun ia mengungkapkan, polarisasi yang bisa muncul sebagai imbas bisa dicegah jika kandidat Presiden dan Wakil Presiden tersedia lebih dari dua pilihan.

"Maksud saya kalau ada lebih dari dua kandidat akan mencegah polarisasi karena kelompok (yang menggunakan politik identitas) ini, kalau ada empat kandidat misalkan, mereka mungkin memengaruhi kandidat lain," jelasnya kepada ABC selepas diskusi Politik dan Agama di Indonesia.

"Sehingga politik identitas dalam wujud agama bisa dikurangi."

Pemilu 2019 Cerminan Kesenjangan Ekonomi Yang Dibungkus Isu Agama Photo: Diskusi Politik dan Agama di Indonesia yang diadakan di CSIS Jakarta (2/5/2019). (ABC; Nurina Savitri)

Islamisasi gaya baru

Munculnya kelompok-kelompok Islam hingga gerakan 212 dalam dua tahun terakhir di Indonesia tak pelak membuat banyak pihak mengarah pada isu Islamisasi di negara ini.

Nava Nuraniyah, peneliti dari Institut for Policy Analysis of Conflict (IPAC), mengatakan, Islamisasi yang terjadi di Indonesia sangat berbeda dari versi militan di Suriah.

"Di sini yang terjadi adalah revolusi putih dengan ritme yang perlahan."

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News