Pemilu dan Obama jadi Motif Serangan Israel
Senin, 29 Desember 2008 – 01:07 WIB
Sejak Hamas mengontrol sepenuhnya Gaza 18 bulan lalu, Israel selalu memilih unit-unit militer aktif milik kelompok radikal itu jika ingin membalas serangan. Tapi, tidak kali ini. Mereka membombardir semuanya, termasuk anak-anak dan wanita.
Baca Juga:
Selain untuk menarik simpati publik, sikap brutal Israel kali ini, tampaknya, terkait dengan akan berakhirnya pemerintahan Presiden Amerika Serikat George W. Bush yang selama ini begitu suportif kepada mereka. Pengganti Bush, Barack Obama, dinilai lebih bersimpati kepada Palestina. ”Jadi, Israel ingin benar-benar melumpuhkan Hamas karena mereka tak yakin bagaimana kebijakan Obama dalam masalah Timur Tengah,” kata salah seorang pejabat di pemerintahan Bush yang menolak menyebutkan nama kepada New York Times.
Saat mengunjungi Israel musim panas lalu, Obama sebenarnya sudah menyatakan bahwa dirinya bisa mengerti upaya negeri Yahudi itu untuk membela diri dari Hamas. ”Jika ada orang yang tiap malam menyerang rumah saya saat dua putri saya tidur, saya juga akan melakukan segala cara untuk menghentikannya,” kata Obama kala itu.
Tapi, soal serangan terbaru Israel ke Gaza, kubu Obama memilih tak berkomentar karena merasa belum berhak. ”Namun, kami terus memonitor apa yang terjadi di Gaza,” kata Broke Anderson, juru bicara tim pertahanan Obama.
GAZA – Israel memang menyatakan bahwa serangan ke Gaza adalah bentuk pembalasan kepada Hamas yang rutin menghujani wilayah mereka dengan misil.
BERITA TERKAIT
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas
- Joe Biden Larang Impor Uranium, Rusia Yakin Amerika Bakal Rugi Sendiri
- Blockout 2024: Upaya Memaksa Selebritas Amerika Peduli Gaza
- Arab Saudi Minta Umat Islam Waspadai Iklan Haji di Medsos
- Bela Palestina, Majelis Ormas Islam Serukan Lawan Genosida di Area CFD Jakarta