Pemimpin Sekte Maut Bertemu Ajal di Tiang Gantungan

Pemimpin Sekte Maut Bertemu Ajal di Tiang Gantungan
Pendiri sekaligus pemimpin tertinggi sekte Aum Shinrikyo, Shoko Asahara. Foto: AFP

Kawakami menegaskan, masih ada enam orang lainnya yang juga dijatuhi hukuman mati. Belum diketahui kapan proses eksekusi akan dilakukan.

Di Jepang, hukuman mati dilakukan mendadak dan tak diumumkan kepada publik. Keluarga terpidana yang akan digantung tak diberi tahu. Pun demikian dengan mereka yang mejalani hukuman. Mereka baru diberi tahu beberapa jam sebelum eksekusi.

MA sejatinya sudah menetapkan hukuman mati untuk Matsumoto sejak 2006 lalu. Tapi, berdasar aturan, sidang seluruh tersangka harus selesai lebih dulu baru hukuman bisa dijalankan. Nah, semua proses itu baru berakhir Januari lalu.

Di antara semua kejahatan Aum Shinrikyo, serangan sarin di gerbong kereta tersebut adalah yang paling sadis. Lima anggota sekte naik ke tiga kereta di jalur yang berbeda sambil membawa gas sarin. Begitu masuk gerbong, mereka melobangi kantong berisi gas sarin itu dan meletakkannya begitu saja di lantai maupun rak barang.

Untung, sepertinya, terjadi kesalahan saat pembuatan gas saraf yang kali pertama dikembangkan Nazi tersebut sehingga efeknya tak seperti harapan.

Jika mereka meracik formulanya dengan benar, belasan ribu orang mungkin bakal meninggal. Terlebih, serangan dilakukan pada jam sibuk saat kereta tengah penuh.

Sebagian penduduk Jepang waswas dengan kematian Matsumoto. Mereka takut mantan pengikut sekte akan membalas dendam. Saat masih jaya dulu, sekte tersebut memiliki setidaknya 10 ribu pengikut di Jepang dan negara-negara lainnya.

Banyak di antaranya yang merupakan orang berpendidikan. Karena itu, penduduk berharap pemerintah menjaga keamanan sampai situasi benar-benar kondusif. (sha/c22/ano)


Shoko Asahara akhirnya menerima hukuman setimpal. Pendiri sekaligus pemimpin tertinggi sekte Aum Shinrikyo itu dieksekusi di tiang gantungan, Jumat (6/7).


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News