Pemindahan Ibu Kota Belum Jelas, Masih Wacana
Yang penting adalah komitmen untuk merealisasikan pemindahan tersebut.
’’Kita jangan alergi memindahkan ibu kota atau pusat pemerintahan,’’ tutur Awiek, sapaan akrabnya.
Menurut Awiek, sudah menjadi fakta bahwa Jakarta mengalami kelebihan daya tampung. Kasus macet dan banjir menjadi kerugian yang harus dialami warga Jakarta dan warga komuter sekitar Jakarta.
Untuk merealisasikan pemindahan ibu kota, sebaiknya diukur perbandingan biaya bulanan beserta angka kerugian tinggal di Jakarta dengan biaya membangun infrastruktur baru untuk pusat pemerintahan baru.
’’Bandingkan saja lebih tinggi mana supaya jadi ukuran,’’ ujar wakil Sekjen PPP tersebut.
Menurut Awiek, jika biaya membangun infrastruktur ibu kota baru lebih rendah, sebaiknya pemerintah mempertimbangkan serius lokasi pusat pemerintahan baru.
Namun, pemindahan ke ibu kota baru harus disertai perencanaan yang terperinci.
’’Persiapkan transportasi masal, termasuk antisipasi bencana. Ibu kota baru jangan di lokasi tanah yang labil. Atau, jika ada bencana asap, apa antisipasinya,’’ terang Awiek.
Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangkra Raya, Kalteng, dianggap masih wacana, belum konkret.
- Kebakaran Menghanguskan 11 Rumah di Kota Palangka Raya
- PDIP Palangka Raya Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota 2024
- 298 PPPK Formasi 2023 Menerima SK, Hera Nugrahayu Sampaikan Pesan Penting
- Lapas Sampit Penuh, 25 Napi Dipindah ke Palangka Raya
- Tim SAR Gabungan Hentikan Pencarian Korban Tenggelam di Sungai Kahayan Palangka Raya
- Innalillahi, 5 Warga Tenggelam Akibat Banjir Kota Palangka Raya