Pemkab Belu Dorong Atambua Jadi Kota Festival Budaya Crossborder

Pemkab Belu Dorong Atambua Jadi Kota Festival Budaya Crossborder
Bupati Belu Willybrodus Lay. Foto: Timor Ekspress/JPG

Tak hanya rumah dan penginapan yang terkena imbas positif. Usaha rental mobil juga ikut tumbuh. Yang tadinya hanya punya satu mobil untuk disewakan, sekarang bisa mencapai empat hingga lima mobil per pengusaha. Bahkan, sekarang mulai hadir pengusaha travel yang menyediakan layanan bus lintas negara.

Pos lintas batasnya pun seperti bandara bintang empat. Kombinasi arsitektur tradisional dan modern di Motaain terlihat padu. Atapnya berbentuk kubah seperti bentuk atap rumah adat NTT, Mbaru Niang. ”Ini sangat memberi rasa bangga, berbeda dengan bentuk sebelumnya,” terang Willy.

Dulu, bangunan Pos Lintas Batas Motaain berbentuk seperti terminal. Satu bangunan saja. Jauh berbeda dengan milik Timor Leste.

Tapi sekarang bangunannya sudah seperti bandara internasional. Sejumlah bangunan dan pos berupa Gerbang Tasbara dan pos jaga, karantina, pemeriksaan imigrasi, bea cukai, hingga pasar rakyat khusus perbatasan Motaain dan fasilitas pendukung lainnya sudah berstandar dunia.

Pos Lintas Batas Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara juga sama. Meski masih tahap pengerjaan, bangunannya juga sudah disulap menyerupai hotel bintang lima. Desainnya sangat elok. Fasilitas di dalamnya pun sangat modern.

Sekarang, etalase Indonesia tampak membanggakan untuk bisa dilewati oleh orang-orang Timor Leste dan Indonesia yang melewati area ini. “Kalau sudah seperti ini, orang-orang di luar Atambua akan tahu tentang wisata di wilayah perbatasan. Jadi impact dari Festival Crossboder sangat besar. Ini mempengaruhi sektor lain untuk ikut mengembangkan wilayah perbatasan,” ucap pria berwajah oriental itu.

Dan yang lebih penting lagi, Festival Crossborder juga memantik angka pertumbuhan kunjungan pelintas batas. Yang tadinya hanya 100-an pelintas batas, jumlahnya melonjak hingga kisaran 700-an orang saat event berlangsung. Kenaikannya bisa mencapai 700 persen bila dibanding hari biasa.

“Dampak langsungnya  terhadap masyarakat sekitar Rp 300 juta  – Rp 400 juta karena tak hanya wisman Timor Leste saja yang bergerak masuk. Wisatawan Nusantara dari sekitar Atambua juga ikut masuk,” ungkap Willy.

ATAMBUA – Suksesnya beragam Festival Crossborder yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sejak Juni hingga Desember 2016 di Atambua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News