Pemusnahan Ladang Ganja Di Batas Konflik
Lokasi Sulit, Terpaksa Minum Air Sungai
Rabu, 15 Mei 2013 – 07:11 WIB
Kondisi jalan menuju lokasi kedua ini lebih berat dari kondisi jalan ke lokasi pertama, selain jalannya penuh dengan bebatuan besar dan kubangan lumpur, jalan ini juga memiliki tanjakan dan turunan curam. Sampai-sampai salah satu mobil yang digunakan mengalami kerusakan dan tidak dapat melanjutkan perjalanan kembali.
Saat sampai di ujung jalan, mobil kemudian berhenti karena perjalanan ke lokasi harus dilanjutkan dengan jalan kaki. Hampir sebagian petugas istirahat lima menit sambil meregangkan kembali otot, sebab dalam perjalan tadi, para petugas sering saling terbentur saat mobil melewati bebatuan dan kubangan lumpur.
“Lewat jalan ini, mobil kayak kuda liar, lompat sana-lompat sini. Buat badan jadi pegal-pegal semua,” ungkap salah satu petugas sambil tersenyum dan menggerak-gerakan badan.
Selama perjalanan menuju lokasi lading kedua, para petugas harus melewati tanjakan dan turunan terjal dengan kemiringan 45-50 derajat serta harus berjalan di jalan yang licin di pinggir jurang dengan kedalaman sekira 10-20 meter. Dalam perjalanan sering terdengar suara napas yang tersendat-sendat karena selain melewati medan yang berat, petugas juga harus menembus hutan belantara yang ditutupi pohon-pohon sehingga sinar matahari susah untuk tembus.
NANGROE Aceh Darussalam (NAD) merupakan salah satu daerah penghasil ganja. Hal ini dikarenakan, ganja produksi NAD dikatakan merupakan ganja terbaik
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor