PENA 98: Jangan Serahkan Indonesia ke Tangan Orang Berlumuran Darah

PENA 98: Jangan Serahkan Indonesia ke Tangan Orang Berlumuran Darah
Seorang bocah membawa Bendera Merah Putih di Sungai Kalianyar, Solo, Kamis, 17 Agustus 2017. Ilustrasi Foto: Arief Budiman/Radar Solo/JPNN.com

"Tuan-tuan tanah, yang mengkooptasi lahan negara dan menguasainya untuk kepentingan pribadi tidak layak menjadi capres di negeri ini. Kami yakin, ketika seorang tuan tanah dibiarkan menjadi pemimpin di Indonesia,maka ketamakan dan kehausannya akan harta dan kekuasaan akan semakin merajalela," katanya.

Lebih lanjut Fendy juga mengatakan kontestasi politik pada pilpres kali ini sejatinya pertarungan politik masa lalu dan masa kini. Masa lalu menampilkan orang yang terkait erat dengan keluarga pemimpin di masa Orde Baru.

BACA JUGA: Anak Buah Prabowo: Keluarga Korban Penculikan Seharusnya Tolak Jokowi

Sementara masa kini adalah generasi milenial yang anti terhadap korupsi dan kolusi, generasi yang anti menghalalkan segala cara demi kekuasaan.

"PENA 98 DKI Jakarta bersepakat tetap mendukung calon presiden dan wakil presiden yang bukan bagian dari masa lalu, bukan pelanggar HAM dan tidak bagian dari Keluarga Cendana. Calon yang kami usung mempunyai komitmen terhadap cita-cita perjuangan kami dalam agenda reformasi 98. Yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin," pungkas Fendy. (gir/jpnn)


PENA 98 menyatakan jangan sampai masa depan bangsa Indonesia diserahkan ke tangan orang yang berlumuran darah saudaranya sendiri.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News