Penambahan Aparat Dan Blokir Internet Tak Akan Pulihkan Papua
Gejala konflik horizontal
Menurut pengamat Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Pamungkas, upaya pemulihan yang direncanakan Pemerintah dan aparat itu tak akan berjalan baik jika Pemerintah tidak mendengar aspirasi warga Papua selama unjuk rasa berlangsung.
Salah satunya, sebut Cahyo yang tengah berada di Merauke -Papua, adalah melokalisir atau membatasi permasalahan akibat insiden di Jawa Timur.
"Misalnya rasisme, ya ditangkap (pelakunya)."
"Orang-orang Papua di Merauke itu merasa kecewa terhadap misalnya penanganan kasus yang rasistik menjadi sangat lama. Itu kan bentuk ketidakpuasan," ujarnya kepada ABC melalui sambungan telepon.
Photo: Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas (30/8/2019) untuk memulihkan kondisi di Papua. (Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Ia mengatakan semua pelaku rasisme, atau orang-orang yang terlibat di dalamnya harus ditangkap dan diadili.
Warga Papua, kata sang pengamat, juga menghendaki agar pendekatan keamanan dihentikan.
"Bagaimana menangani masalah Papua dengan mendatangkan aparat, polisi, itu juga mereka tidak suka," kata Cahyo.
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka