Penanganan Bahaya Karhutla dan Covid-19 Harus Berfokus Pada Mitigasi
Ketiga, membentuk satgas di setiap daerah untuk memantik kepedulian dalam penanganan bencana.
Sementara itu, Yayasan Madani Berkelanjutan mengambil inisiatif untuk melakukan analisis mengenai pemetaan area rawan terbakar (ART) dan area potensi terbakar (APT).
Data yang dikumpulkan dan diolah kemudian disilangkan dengan data indeks kewaspadaan provinsi (IKP) dari Kawal Covid-19 untuk memetakan besaran ancaman karhutla dan covid-19 di berbagai daerah.
“Serangan ganda karhutla dan covid-19 ini telah nyata di depan mata,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan Muhammad Teguh Surya.
Menurut Teguh, perlu ada kerja sama dan komitmen yang serius dari semua pihak dalam mencegah berulangnya kejadian karhutla, baik pada tahun ini maupun tahun mendatang.
“Perlu upaya untuk menghentikan bencana karhutla dengan berfokus pada upaya pemullihan lahan gambut dan menghentikan pengrusakan hutan,” kata Teguh.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P3ML) Wiendra Waworuntu menerangkan, pada masa karhutla akan timbul dampak kesehatan dalam munculnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali mengancam dan kali ini datang bersamaan dengan pandemi virus corona (covid-19).
- Begini Strategi Polda Kaltim Untuk Antisipasi Karhutla
- BMKG: Titik Panas di Kaltim Alami Penurunan
- BPBD Catat Karhutla di Meranti Mencapai 115 Hektare
- Karhutla di Meranti Makin Meluas, Tim Gabungan Harus Bekerja Keras Melakukan Pemadaman
- BMKG: Ada Lonjakan Titik Panas di Riau
- Polres Rohil Tangkap Dalang Pembakaran Lahan di Bangko Pusako