Pencarian 35 Orang yang Hilang karena Longsor di Natuna Terus Dilakukan

Pencarian 35 Orang yang Hilang karena Longsor di Natuna Terus Dilakukan
Tim bantuan sedang melakukan evakuasi korban di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Serasan, Natunah hari Rabu (8/3/2023).  ((ANTARA/Cherman))

“Faktor cuaca, sehingga tim belum maksimal bekerja di lapangan. Laporan dari tim juga di sana kondisinya masih mengkhawatirkan, karena tanahnya masih bergerak,” ucapnya.

Sementara itu untuk mengurangi dampak risiko terkena bencana tanah longsor lagi di masa depan, BNPB mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Natuna yang akan merelokasi sekitar 100 kepala keluarga yang tinggal di sekitar kawasan terdampak longsor.

“[Kami] akan memindahkan 100 kepala keluarga di tempat yang baru,” jelas Suharyanto setelah mengadakan rapat koordinasi dengan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan Bupati Natuna Wan Siswandi hari Rabu.

Menurut Kepala BNPB, Pemerintah Kabupaten Natuna telah menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi relokasi. 

"Tanahnya sudah ada. Kami sedang proses koordinasi nanti dengan Kementerian PUPR,” terang Suharyanto seperti dikutip dari situs BNPB.

Karena hujan yang terus menerus

Menurut laporan kantor berita Antara yang mengutip seorang warga desa Pangkalan, longsor disebabkan oleh hujan yang turun terus menerus.

Tingginya curah hujan, kondisi tanah yang labil dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam  menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor tersebut.

"Akibat hujan turun tanpa henti, terjadi musibah longsor besar-besaran yang terjadi di Desa Pangkalan (Kampung Genting) menutupi rumah dan jalan," kata Johan hari Senin (06/03).

Tiga puluh lima warga masih hilang dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan, Natuna yang terjadi hari Senin (06/03)

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News