Pendapat Prof Hibnu Nugroho Kasus Warga Bunuh 2 Begal jadi Tersangka

Pendapat Prof Hibnu Nugroho Kasus Warga Bunuh 2 Begal jadi Tersangka
Pakar Hukum Unsoed Purwokerto Prof Hibnu Nugroho menanggapi kasus warga NTB yang jadi tersangka karena membunuh dua begal. Foto: ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Guru Besar Fakultas Hukum Unsoed itu menyebutkan ilmu forensik terdiri atas tiga indikator, yakni barang bukti, tempat kejadian perkara (TKP), dan menentukan pelakunya.

"Nah, dalam barang bukti dan TKP ini harus dilihat apakah ini dalam keadaan suatu kejahatan dengan tidak ada keseimbangan, apakah ada sebab-sebab terjadinya kejahatan. Dalam hal ini akan dilihat kalau perbuatan itu ada keadaan terpaksa, sesuai dengan Pasal 49 Ayat (2) KUHP, orang yang bersangkutan harus dibebaskan," katanya.

Namun, dia menegaskan bahwa keadaan terpaksa itu harus dikaji dari segi ilmu kedokteran forensik.

"Lukanya seperti apa, sayatannya seperti apa," ujarnya.

Dia mengingatkan polisi agar hati-hati untuk menetapkan seseorang patut sebagai tersangka ataukah tidak patut sebagai tersangka.

Prof Hibnu Nugroho mengatakan, keadaan objektif itulah yang menentukan bahwa dalam kasus tersebut ada suatu pembelaan terpaksa, ada penyebabnya, dan sebagainya.

"Jadi, bukan kejahatan biasa, tetapi kejahatan yang timbul karena keadaan pembelaan terpaksa. Orang yang melakukan pembelaan terpaksa itu bisa karena untuk perlindungan hak asasi manusia, untuk perlindungan keamanan serta keselamatannya, dan sebagainya," kata Wakil Rektor Unsoed Bidang Umum dan Keuangan itu. (antara/jpnn)

Simak pendapat Pakar Hukum Unsoed Profesor Hibnu Nugroho soal kasus warga NTB membunuh 2 begal yang kini berstatus tersangka.


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News