Pendidikan Anak TKI Masih Kacau

Kemendikbud Mulai Bangung Sekolah Indonesia Kota Kinabalu

Pendidikan Anak TKI Masih Kacau
Pendidikan Anak TKI Masih Kacau
JAKARTA - Penyediaan akses pendidikan untuk anak-anak TKI, terutama di Malaysia dinilai masih kacau. Diantaranya, ada sebanyak 48 ribu anak TKI di Sabah, Malaysia yang belum memperoleh pendidikan layak.

Kondisi kualitas pendidikan untuk anak-anak TKI tadi, dipaparkan oleh anggota Komisi X DPR Hetifah Sjiafudian di Jakarta kemarin (11/11). Hetifah juga menjelaskan, di Malaysia ada sekitar 12 ribu anak-anak TKI yang hanya memperoleh pendidikan non-formal atau yang sering disebut learning center (LC). Lembaga pendidikan ini, tidak ubahnya seperti sanggar belajar. Kualitas guru yang mengajar di dalamnya, lanjut Hetifah, juga terbatas.

"Di learning center ini juga menggunakan bahasa pengantar Melayu," kata dia. Kondisi ini mengakibatkan, semakin jauhnya muata pendidikan bahasa Indonesia kepada anak-anak TKI. Meskipun begitu, Hetifah mengatakan, buruknya kualitas dan sarana pendidikan di kantong-kantong TKI ini merupakan resiko yang harus ditanggung Indonesia. "Masih untuk mereka bisa tahu Indonesia Raya dan bendera Merah Putih," paparnya.

Di bagian lain, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menggenjot percepatan sarana pendidikan di Malaysia. Terutama di kawasan Kota Kinabalu. Cara yang ditempuh diantaranya, membangun Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK). Plt Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Suyanto menuturkan, SIKK dibangun untuk memberikan layanan setara SD dan SMP. Sekolah ini dibangun di atas lahan seluas 1,6 hektar.

JAKARTA - Penyediaan akses pendidikan untuk anak-anak TKI, terutama di Malaysia dinilai masih kacau. Diantaranya, ada sebanyak 48 ribu anak TKI di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News