Penduduk Sementara Australia Kecewa Dikecualikan dari Pembukaan Perbatasan

Wanita berusia 29 tahun itu kini memegang jenis visa 'bridging' yang diperoleh sambil menunggu visa PR-nya diproses.
"Saya telah mengajukan pengecualian untuk bisa meninggalkan negara ini dan ditolak berkali-kali," katanya.
"Ini sangat memicu stres, karena saya di sini sendirian," ujarnya.
Begitu mendengar pengumuman pemerintah soal pembukaan perbatasan, Jessica mengaku mendapat banyak pesan dari keluarganya.
"Semua orang menyampaikan jangan khawatir, kita sudah hampir keluar dari hambatan ini. Tapi rasanya ada kendala lain bagi saya," katanya.
"Saya merasa sangat terjebak. Saya sudah divaksinasi penuh, pasanganku juga begitu. Kami melakukan segalanya untuk mematuhi aturan namun tetap tak dapat bertemu satu sama lain," papar Jessica.
'Anakku tak tahu siapa saya'
Dampak larangan perjalanan internasional juga dialami Hafiz Shahid Hussain, yang terpisah dari anaknya yang berada di negara lain.
"Anakku tak tahu siapa saya," kata Hafiz.
Sejumlah warga yang punya izin tinggal sementara di Australia, seperti visa pelajar atau visa kerja, mengaku sudah divaksinasi dua kali agar bisa mudah kembali ke Australia
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025