Pendukung Suu Kyi Demo Mengecam Kudeta Militer Myanmar, Ada Ritual Mengusir Setan Segala
Sebelumnya negara-negara Barat telah menyambut baik perjalanan ke arah demokrasi dengan mencabut sanksi yang sudah diterapkan sebelumnya.
Sekarang Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut tindakan militer itu sebagai 'serangan langsung terhadap transisi demokrasi dan penegakan hukum' dan mengancam akan menerapkan sanksi baru.
Dewan Keamanan PBB sudah mengadakan pertemuan darurat hari Selasa (02/02) tetapi tidak mengambil tindakan apapun.
Partai NLD juga telah mengeluarkan pernyataan yang menyerukan militer untuk menghormati hasil pemilihan umum dan melepaskan semua orang yang ditahan.
"Pengambilalihan kekuasaan yang dilakukan Panglima Angkatan Bersenjata merupakan pelanggaran terhadap konstitusi, dan juga tidak mengindahkan hak kedaulatan rakyat," kata NLD.
Kudeta ini menggambarkan kekuasaan rapuh yang dipegang oleh Suu Kyi sejak tahun 2015 ketika partainya memenangkan pemilu, namun pemenang Nobel Perdamaian ini tidak bisa menjadi presiden.
Suu Kyi telah menjadi kritikus militer yang sengit selama ia bertahun-tahun hidup sebagai tahanan rumah.
Tetapi setelah ia beralih dari ikon demokrasi menjadi politisi, Suu Kyi bekerja sama dengan para jenderal, yang meskipun memperbolehkan berlangsungnya pemilu tapi tetap memegang kendali atas kementerian-kementerian utama serta memiliki kursi yang cukup di Parlemen supaya memiliki hak veto atas setiap perubahan konstitusional.
Puluhan orang di kota terbesar di Myanmar membunyikan klakson mobil dan memukul panci serta wajan sebagai bentuk perlawanan publik pertama terhadap kudeta yang dipimpin militer negara itu sehari sebelumnya
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Aksi Demonstrasi Korban Bekas Lubang Tambang di Polda Kaltim Ricuh, 6 Mahasiswa Terluka
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara