Peneliti IPB: Kemasan yang Tak Mengandung BPA Belum Tentu Aman-Aman Saja

Dia menegaskan meski tidak ada kandungan BPA, kemasan sekali pakai juga berisiko terkontaminasi bakteri saat digunakan kembali.
Makin sering digunakan, bakteri kian berkembang biak. Pasalnya, lapisan botol plastik PET makin menipis sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalam kemasan.
Jika dibiarkan bakteri bisa menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah, bahkan diare.Selain itu, penyimpanan kemasan plastik ini juga perlu diperhatikan.
Melansir WebMD, jika berada di tempat dengan suhu sangat tinggi, senyawa antimon trioksida dan ftalat dapat larut.
Senyawa antimon merupakan zat karsinogenik atau yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Paparan yang berlebihan juga bisa memicu masalah pada kulit, menstruasi, dan kehamilan pada wanita.
Sementara itu, ftalat dari plastik PET dapat mengganggu sistem endokrin, kelenjar yang menghasilkan hormon.
Oleh karena itu kemasan plastik PET jangan diletakkan di tempat yang terpapar sinar matahari langsung dan tidak boleh digunakan berulang kali. (esy/jpnn)
Peneliti IPB mengatakan kemasan yang tidak mengandung BPA belum tentu aman-aman saja
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad
- Hoaks Le Minerale Terafiliasi Israel, Pakar Menilai Ada Upaya Menjatuhkan Produk Lokal
- DPR: Poin Pelarangan Produksi & Distribusi AMDK Dalam SE Gubernur Bali Harus Dihilangkan
- TNI dan IPB Bersinergi Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Kemenperin Segera Diskusi dengan Gubernur Bali soal Pelarangan AMDK di Bawah 1 Liter
- Larangan Air Kemasan di Bawah 1 Liter Dinilai Baik untuk Masa Depan Bali