Penerapan E-voting Jangan Asal Tiru
Kamis, 20 Mei 2010 – 23:47 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari CSIS, J Kristiadi, mengingatkan pemerintah dan penyelenggara Pemilu maupun Pilkada agar penerapan e-voting tidak asal-asalan dan sekedar meniru negara lain. Menurutnya, pemerntah juga harus mengukur tingkat pemahaman masyarakat terhadap tekhnologi digital. Menurutnya, negara-negara yang menerapan e-voting adalah negara yang sudah memiliki infrastruktur dan kemajuan teknologi informasi yang cukup canggih. Selain itu, masyarakatnya juga sudah melek teknologi. Sementara di Indonesia, lanjutnya, kebanyakan hanya kalangan muda saja yang melek teknologi digital.
“Penerapan e-voting pada penyelenggaraan Pemilu maupun Pilkada di Indonesia jangan asal meniru, tetapi harus benar-benar mempertimbangkan kemampuan dalam penyediaan infrastruktur serta tingkat melek teknologi dan digital masyarakatnya,” ujar Kristiadi dalam seminar “Penerapan E-Voting dalam Pemilihan Kepala Daerah”, di Jakarta, Kamis (20/5).
Baca Juga:
Kristiadi mencontohkan Estonia, negara di Uni Eropa yang paling maju dalam penerapan elektronik bagi warganya. Namun Estonia tidak menerapkan e-voting sebagai satu-satunya cara memberikan hak pilih. “Jadi tidak benar kalau e-voting di negara itu merupakan satu-satunya cara yang digunakan dalam pemilu,” ujar Kristiadi.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik dari CSIS, J Kristiadi, mengingatkan pemerintah dan penyelenggara Pemilu maupun Pilkada agar penerapan e-voting tidak
BERITA TERKAIT
- ASN PPPK Diminta Selalu Full Senyum, Kurangi Mengeluh
- Kasus Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik Makin Marak, Begini Saran Lestari Moerdijat
- Wahai Honorer yang Ingin jadi PPPK, Cermati Kalimat Terakhir Gubernur
- 5 Berita Terpopuler: Terdeteksi Kerancuan Aturan, Pengesahan RPP Manajemen ASN Menunggu Presiden Baru, Honorer Siap-Siap!
- Sidang Isbat Penentuan Iduladha akan Digelar pada 7 Juni 2024
- Dirut Jasa Raharja Sebut SIM C1 Pastikan Pengendara Moge Miliki Kompetensi dan Attitude