Penerimaan Migas Tergerus Subsidi
Jumat, 18 Mei 2012 – 04:46 WIB
Berdasarkan data BP Migas, pada 2011 lalu sumbangan industri migas mencapai USD 35,233 miliar atau sekitar Rp 317,1 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding 2010 yang pendapatannya sebesar USD 26,497 miliar atau sekitar Rp 238,5 triliun.
Baca Juga:
Wakil Direktur Reforminer Institut, Komaidi mengatakan, peningkatan pendapatan migas menjadi tidak optimal karena mayoritas digunakan untuk subsidi. "Hanya 20 persen digunakan untuk kegiatan lain," katanya.
Menurutnya, berdasarkan laporan keuangan pemerintah pusat, pada 2009 subsidi energi dan dana bagi hasil untuk daerah sebanyak Rp 120,68 triliun. Tahun berikutnya, porsinya naik menjadi Rp 175,31 triliun. Tahun ini diperkirakan untuk subsidi energi saja mencapai Rp 170 triliun.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan Reforminer, kuota premium dan solar tahun 2012 sekitar 38,3 juta kilo liter. Pada 2025, diperkirakan kuotanya mencapai 69,2 juta kilo liter. Artinya, pada 2025, subsidi bahan bakar minyak menyentuh angka Rp 308 triliun.
JAKARTA - Penerimaan negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, subsidi energi atau bahan
BERITA TERKAIT
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Stimuno Kembali Raih Penghargaan Top Brand For Kids Awards
- Pupuk Kaltim Beri Reward 15 Distributor Ritel Terbaik, Jalan-jalan ke Luar Negeri
- Birkenstock Meluncurkan Sandal Terbaru, Desainnya Masa Kini, Cek Harganya
- Pertamina Berikan Kado untuk Kebangkitan UMKM di Indonesia
- Berkat 'Kak Wulan' Petani Mawar Nganjuk Punya Harapan Baru