Penetrasi Perdagangan Online Dinilai Masih Rendah

Penetrasi Perdagangan Online Dinilai Masih Rendah
Ilustrasi Tokopedia. Foto: Tokopedia

Menurut Indonesia e-Commerce Association, perkembangan perdagangan daring ditandai dengan kemunculan penyedia akses internet pertama di Indonesia pada 1994.

Setelah itu, mulai bermunculan situs yang memfasilitasi industri tersebut seperti Kaskus, Tokobagus, dan sebagainya.

Seiring berjalan waktu, perkembangan perdagangan daring semakin pesat.

“Faktor utama tentu adalah peningkatan jumlah pengguna internet di tanah air,” kata Founder Indosterling Capital William Henley, Selasa (26/9).

Berdasarkan survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) tahun lalu, jumlah penduduk Indonesia yang telah terhubung internet mencapai 132,7 juta orang.

Jumlah ini meningkat dibandingkan survei yang dilakukan pada 2014 sejumlah 88 juta orang.

Masih berdasarkan survei APJII, sebanyak 63,1 juta orang atau 47,6 persen mengakses internet dari smartphone.

Menurut lembaga riset digital marketing eMarketer, pada 2018, proyeksi pengguna aktif smartphone akan mencapai lebih dari 100 juta orang.

Diskursus perihal pengaruh perdagangan daring (online) terhadap penurunan daya beli masyarakat mengemuka beberapa waktu lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News